Memaksimalkan Otak

3 otak usus jantung kepala
Neurosains telah memutarbalikkan pengetahuan mengenai Otak manusia.
Robert Cooper, ahli neurosains dan motivator top dari Amerika, mengungkapkan bahwa Otak manusia tidak hanya satu yang berada di dalam kepala, tetapi dua buah otak yang lainnya yaitu Otak di Jantung dan Otak di Usus yang juga dapat merupakan potensi kombinasi berpikir manusia. Apabila sudah mengenai kecerdasan atau pengetahuan, kita tidak bisa memisahkan antara tubuh dari pikiran. Ketika mendapatkan pengalaman langsung, pengalaman itu tidak langsung menuju otak untuk dipikirkan. Tempat pertama yang dituju adalah jaringan-jaringan saraf dalam sistem usus dan jantung.

Otak di Usus :
Setiap peristiwa dalam kehidupan menciptakan suatu rasa di perut, mungkin terasa sebagai simpul ketegangan atau kegembiraan yang membuncah. Ketika menderita kekecewaan terasa mulas-mulas di perut, atau ketita semangat menggelora ada seolah muncul energi dari dalam perut Atau seberapa kuat Anda dilatih untuk selalu hanya berkonsentrasi pada otak di kepala, maka anda mungkin tidak akan merasakan semua itu. Tetapi, ada otak disana mengajukkan banyak pertanyaan, bahkan ia dapat menjawab pertanyaan dengan cara yang akan mempengaruhi tindakan anda. Adakah tantangan? Adakah ancaman? Adakah peluang? Apakah keberuntungan atau karir sedang dipertaruhkan?. Inilah yang dikenal sebagai sistem saraf usus, “OTAK KEDUA” dalam usus ini berdiri sendiri tetapi juga saling berhubungan dengan otak di kepala.

Para ilmuwan yang mempelajari sistem-sistem rumit sel saraf dan neurokimiawi yang ditemukan dalam sistem usus sekarang memberitahu kita bahwa terdapat lebih banyak sel saraf (neuron) di dalam sistem usus ketimbang di dalam seluruh tulang belakang sekitar 100 juta. Sistem yang kompleks itu memungkinkan otak kedua untuk bertindak secara bebas, belajar, mengingat, serta mempengaruhi persepsi dan perilaku kita. Apakah anda mengakui reaksi perut anda ataukah tidak, reaksi-reaksi itu menentukan segala yang anda lakukan, sebagaimana otak menentukan segala yang dilakukan semua orang di sekeliling Anda terus-menerus.

Otak di Jantung
Pada tahun 1990-an, para ilmuwan di bidang neurokardiologi menemukan otak sejati di jantung, yang bertindak secara bebas terhadap otak di kepala. Terdiri dari seperangkat khusus lebih dari 40.000 sel saraf yang disebut baroreseptor, bersamaan dengan sebuah jaringan kompleks neurotransmitter, protein, dan sel-sel pendukung, otak jantung ini sebesar banyak wilayah utama otak di dalam kepala. Otak jantung memiliki kemampuan perhitungan yang kuat dan sangat canggih.

Sebagaimana otak di perut menggunakan sistem sarafnya untuk bertindak secara bebas, belajar, mengingat, dan merespons kehidupan, demikian pula otak di jantung. dalam janin, jantung manusia berkembang sebelum berkembangnya sistem saraf dan otak di kepala. Energi listrik dalam setiap detak jantung dan informasi yang erkandung di dalamnyalah yang digetarkan ke seluruh tubuh. Jantung adalah sebuah otot yang mengandung energi, dan setiap detknya menyebabkan miliaran sel berkobar dalam irama yang benar-benar serempak. Studi baru-baru ini tentang bagaimana pembelajaran terjadi dan bagimana emosi dibangkitkan telah ditemukan bahwa koherensi irama-irama otak jantung dapat mengubah efetifitas otak di kepala, sering kali secara dramatis.

Bersamaan dengan setiap detak jantung seketika itu juga terjadi komunikasi seluruh-tubuh sebuah gelombang yang melintasi pembuluh-pembuluh nadi berkali-kali lebih cepat daripada aliran darah sebenarnya. Ini menciptakan bahasa lain komunikasi bagian dalam sebagai pola gelombang tekanan ritmis jantung yang rumit. Masing-masing triliunan sel anda merasakan gelombang tekanan ini dan bergantung padanya sejumlah cara Rute lain lagi yang digunakan jantung untuk berkomunikasi adalah melalui bahan-bahan kimia pembawa berita dalam sistem hormon. Salah satu bahan kimia semacam itu dalam jantung adalah atrial peptida, pemicu utama perilaku yang dimotivasi. Jika kita tidak merasakan nilai dan tujuan kita, kita tidak bisa mewujudkan nilai dan tujuan itu. Otak jantunglah, bukan otak di kepala, yang memainkan peran dominan dalam menggerakkan kita untuk UNGGUL.

Dalam pengertian kreatifitas dan inisiatif manusia, ternyata otak jantung juga tak hanya terhadap kemungkinan-kemungkinan baru. Ia secara aktif memeriksa kemungkinan-kemungkinan itu, terus menerus mencari pemahaman intuitif baru tentang apa yang paling penting bagi Anda dalam kehidupan atau pekerjaan Anda. Otak jantung anda secara spontan mencari peluang-peluang baru untuk dikembangkan dan dipelajari, otak jantung tampak berfungsi sebagai sebuah sistem radar yang secara pribadi sangat berarti untuk membuka peluang-peluang penting atau kreatif.

Sumber tulisan : Unleash your other 90%, Robert Cooper, PT Mizan Pustaka, http://jim-ebookgratis.blogspot.com

Positive Mindset dalam Empat Level Gelombang Otak :Melalui serangkaian eksperimen dan alat ukur yang bernama EEG (Electro EncephaloGram), para neurolog (ahli syaraf) menemukan ternyata terdapat
empat level getaran dalam otak kita. Mari kita simak bersama empat gelombang kesadaran itu.

Beta (14 – 100 Hz). Dalam frekuensi ini kita tengah berada pada kondisi aktif terjaga, sadar penuh dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal otak yang kita alami sehari-hari ketika sedang terjaga (tidak tidur). Otak kita berada pada frekuensi ini ketika kita bekerja, berkonsentrasi, berbicara, berpikir tentang masalah yang kita hadapi, dll. Dalam frekuensi ini kerja otak cenderung memantik munculnya rasa cemas, khawatir, stress, dan marah. Gambar gelombang otak kita dalam kondisi beta adalah seperti dibawah ini.

Alpha (8 – 13.9 Hz). Ketika otak kita berada dalam getaran frekuensi ini, kita akan berada pada posisi khusyu’, relaks, meditatif, nyaman dan ikhlas. Dalam frekuensi ini kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia.

Theta (4 – 7.9 Hz). Dalam frekuensi otak yang rendah ini, seseorang akan berada pada kondisi sangat khusyu’, keheningan yang mendalam, deep-meditation, dan “mampu mendengar” nurani bawah sadar. Inilah kondisi otak yang mungkin diraih oleh para ulama dan biksu ketika mereka melantunkan doa ditengah keheningan malam pada Sang Ilahi.

Delta (0,1 – 3,9 Hz). Frekuensi terendah dari otak ini terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas tanpa mimpi. Dalam frekuensi ini otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski tertidur hanya sebentar, kita akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar.

Nah, penyelidikan menunjukkan bahwa proses penumbuhan keyakinan positif dalam pikiran kita akan berlangsung dengan optimal jika otak kita tengah berada pada kondisi Alpha (atau juga kondisi Theta). Dalam frekuensi inilah, kita bisa menginjeksikan energi positif dalam setiap jejak sel saraf kita secara mulus. Apabila kita merajut keyakinan positif dan visualisasi keberhasilan dalam kondisi alpha, maka rajutan itu benar-benar akan menembus alam bawah sadar kita.

Pada gilirannya, hal ini akan memberikan pengaruh yang amat dahsyat pada pola perilaku kita ketika berproses menuju puncak keberhasilan yang diimpikan. Pertanyaannya sekarang adalah : bagaimana caranya agar kita bisa berada kondisi alpha?. Bagi Anda yang muslim, ada satu langkah yang mujarab : sholat tahajud di tengah keheningan malam hari.

Sumber : Managing People Strategy, Yodhia Antariksa, http://strategimanajemen.net

2 Tanggapan

  1. besarnya gelombang otak yang normal itu berapa??

    • Semua yang diterangkan adalah normalnya untuk setiap keadaaan keseharian
      kita yang berubah-ubah, ada waktu tidur, bekerja, membaca, solat, termasuk keadaaan sedih marah dsbnya.
      Terima kasih atas komentarnya.

Tinggalkan komentar